Sehat menurut kesehatan dunia (WHO) :
"Health is a
state of complete physical, mental and social well-being and not merely the
absence of diseases or infirmity"
[Sehat adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan].
1.
Sehat Jasmani
Sehat
jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik,
tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2.
Sehat Mental
Sehat
mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno
"Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men
Sana In Corpore Sano).
3.
Sehat Spritual
Spritual
merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti
penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat
pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi
keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
B. Perintah Berobat
Allah Subhanahu wa
ta’alla berfirman :
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]
Dan Kami turunkan
dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
beriman.”
(QS Al Isra’: 82)
Juga firman-Nya, “Katakanlah, Al Quran adalah petunjuk
dan penawar bagi orang-orang mukmin.” [QS Fushshilat: 44]
عن
جابر بن عبد الله لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ،
بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit
pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan
sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesungguhnya Allah
telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi
setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.”(HR.
Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
C. Hiburan Bagi Orang Yang Ditimpa
Musibah
Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya), “Katakanlah
(Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan
untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman
harus bertawakal.’” (QS. At Taubah: 51).
Juga firman-Nya,
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa
di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al
Hadid: 22-23)
“Tidaklah
menimpa seorang muslim satu kelelahan, kesakitan, kesusahan, kesedihan,
gangguan dan gundah gulana sampai terkena duri, maka itu semua menjadi
penghapus dari dosa dan kesalahannya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang
tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan
menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang
menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Bencana senantiasa menimpa seorang
mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai ia berjumpa
dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya.” (HR.
At Tirmidzi, dan beliau berkomentar, “Hasan shahih.”, Imam Ahmad, dan lainnya)
“Sesungguhnya besarnya pahala itu
berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai
suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, baginya ridha(Nya),
namun siapa yang murka, maka baginya kemurkaan(Nya).” (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah).
D. Pengobatan & Herbal Sunnah
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ (
الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍِ أَوْ
كَيَّةِ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنِ الْكَيِّ )
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada ketentuannya tukang bekam, Minuman Madu, atau besi yang dipanaskan(KAY), akan tetapi aku melarang umatku berobat menggunakan besi yang dipanaskan(KAY)” (HR. Al-Bukhari)
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada ketentuannya tukang bekam, Minuman Madu, atau besi yang dipanaskan(KAY), akan tetapi aku melarang umatku berobat menggunakan besi yang dipanaskan(KAY)” (HR. Al-Bukhari)
فَإِنَّ
عَائِشَةَ حَدَّثَتْنِي أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذِهِ الْحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
إِلَّا مِنْ السَّامِ قُلْتُ وَمَا السَّامُ قَالَ الْمَوْتُ
sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan
kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali
saam. Aku bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
عَنْ عُمَرَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم : ائْتَدِمُوا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوا بِهِ
فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
Artinya:
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
“Makanlah kalian buah zaitun,
minyak zaitun, dan gunakan menggosok (mengoles) dengan minyak zaitun, sesungguhnya
ia adalah dari pohon yang diberkahi.” (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Minumlah minyak zaitun dan
berminyak dengannya karena sesungguhnya ia adalah dari pohon yang
diberkahi.” (HR. Baihaqi dan Ibnu Majah)
عن أبي سعيد : أَنَّ رَجُلًا
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي
بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ
عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ
فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ
عَسَلًا فَسَقَاهُ فَبَرَأَ
Artinya:
Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)
Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ( الحُمَّى
مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَاَبْرِدُوْهَا بِالْمَاءِ
Diceritakan
dari ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Panas demam
itu berasal dari didihan api neraka jahanam, karena itu dinginkanlah panasnya
dengan air. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :احْتَجَمَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَلَوْ عَلِمَ كَرَاهِيَةً لَمْ يُعْطِه
Dari
Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan
memberikan upah kepada tukang bekam. Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengetahui bahwa hal tersebut terlarang, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak akan memberi upah kepadanya.”(Hr. Bukhari, no. 2159)
E. Adakah Penyakit Menular
أن أبا هريرة قال : إن رسول
الله صلى الله عليه و سلم قال ( لا عدوى ) قال أبو سلمة بن عبد الرحمن سمعت أبا
هريرة : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال (لَا تُورِدُوا الْمُمْرِض عَلَى
الْمُصِحّ )
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “ la ‘adwa (tidak ada penyakit menular). Abu Salah bin ‘Abdurrahman berkata: ‘Saya mendengar Abu Hurairah berkata’: ‘Dari Nabi SAW bersabda: ”Janganlah kalian campur hewan sakit dengan yang masih sehat.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “ la ‘adwa (tidak ada penyakit menular). Abu Salah bin ‘Abdurrahman berkata: ‘Saya mendengar Abu Hurairah berkata’: ‘Dari Nabi SAW bersabda: ”Janganlah kalian campur hewan sakit dengan yang masih sehat.” (HR. Al-Bukhari)
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ فِي أَرْضٍ فَلا تَدْخُلُوهَا ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلا تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya:
“Jika kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah maka kalian jangan memasuki daerah tersebut, dan jika wabah tersebut mengenai suatu daerah dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar dari daerah tersebut.” (HR. Al-Bukhari)
“Jika kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah maka kalian jangan memasuki daerah tersebut, dan jika wabah tersebut mengenai suatu daerah dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar dari daerah tersebut.” (HR. Al-Bukhari)
F. Pengobatan Yang Dilarang
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّوَاءِ الْخَبِيثِ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat menggunakan sesuatu yang kotor/najis. (HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin Hambal, dan Ibn Majah)
Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat menggunakan sesuatu yang kotor/najis. (HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin Hambal, dan Ibn Majah)
سَأَلَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ فَنَهَاهُ أَوْ
كَرِهَ أَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ إِنَّمَا أَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ فَقَالَ
إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ
“Dia pernah bertanya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai khamar, maka beliau pun
melarangnya atau benci membuatnya. Lalu dia berkata, “Saya membuatnya hanya
untuk obat.” Maka beliau bersabda, “Khamar itu bukanlah obat, akan tetapi dia
adalah penyakit.” (HR. Muslim no. 1984)
Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
“Barangsiapa yang
mendatangi dukun atau tukang ramal, lantas ia membenarkan perkataannya, maka ia
telah kufur terhadap apa yang diturunkan pada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam” (HR. Ahmad dalam Al Musnad, Al Hakim dalam Al Mustadrak
–dan ia menilainya shahih dengan syarat Al Bukhari & Muslim-, dan Al
Baihaqi)
“Barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia
telah melakukan kesyirikan.” [HR. Ahmad IV/156, al-Hakim IV/417. Lihat Silsilah
al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 492]
G.
Sunnah
Menjenguk Orang Sakit
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila
seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan)
dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah
duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di
pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat
hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh
ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.”
(HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa mengunjungi orang yang sakit atau
mengunjungi saudaranya karena Allah atau di jalan Allah, akan ada yang menyeru
kepadanya, ‘Engkau telah berlaku mulia dan mulia pula langkahmu (dalam
mengunjunginya), serta akan kau tempati rumah di Surga.” [HR. At-Tirmidzi no.
2008, Ibnu Majah no. 1433, hasan. Lihat Misykaatul Mashaabih no. 5015 oleh Imam
al-Albani]
H. Anjuran-Anjuran Menjaga Kesehatan
Rasulullah SAW. yang
berbunyi:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ
الْقَلْبُ (اللفظ لالبخاري)
Ketahuilah
bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah
seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah
bahwa dia adalah hati (jantung).(HR al-Bukhari dan Muslim -redaksi
lafazh dari al-Bukhari-)
عَنْ مِقْدَامِ بْنِ
مَعْدِيكَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا
مَلأَ آدَمِىٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ
صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ
وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya:
Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)
Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ
النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ
يُنْفَخَ فِيهِ.
Artinya:
Dari Ibn ‘Abbas “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Telah Melarang Bernafas Di Dalam Bejana Atau Melarang Untuk Meniup Padanya.” (HR. At-Tarmidzi)
Dari Ibn ‘Abbas “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Telah Melarang Bernafas Di Dalam Bejana Atau Melarang Untuk Meniup Padanya.” (HR. At-Tarmidzi)
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ حَتَّى
يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari
Abu Hurairah radhiya alläh ‘anh, sesungguhnya Nabi Muhammad shallallähu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian bangun dari tidurnya,
maka janganlah ia membenamkan tangannya ke dalam bejana sehingga ia mencucinya
tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya waktu tidur itu berada.”
(HR. Imam Muslim)
I. Doa-doa Kesembuhan
اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ فَأَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
ALLAHUMMA ROBBANNAS ADZHIBILBA’ SA ISYFI ANTASYSYAFI LA
SYIFAUKA SYIFA’ AN LA YUGHODIRU SAQOMA .
Artinya ;
“Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan dari segala manusia dimuka bumi,
berikanlah kesembuhan kepadanya, angkatlah penyakitnya, dan jadikanlah penyakit
yang ia derita sebagai pelebur dosa. Hanya kepadamu lah kami meminta
kesembuhan, kesembuhan yang tak ada kambuh lagi.” ( H.R. Bukhori
Muslim)
“Aku memohon kepada Allah Yang
Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” (HR. at-Tirmidzi, dan
Abu Daud)
Diriwayatkan
dari Abu Abdullah ‘Utsman bin Abu Al-‘Ash
ra, ia mengadukan sebuah penyakit yang dirasakan di tubuhnya.
Maka beliau Rasulullah SAW berkata kepadanya, ”letakkanlah tanganmu di atas
bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacakanlah:
بِسْمِ اللهِ (۳ / ٧x) أَعُوْذُ بِعِزَّةِاللهِ وَ قُدْ
رَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِ رُ
“Artinya,
Dengan nama Allah –tiga kali- dan tujuh kali-aku berlindung kepada Allah dan
Kuasa-Nya dari kejahatan yang aku dapatkan dan aku waspadai. (HR. Muslim 2202, Riyadhussalihin hal.436 Insan
Kamil).
Penyusun
Muhammad
Zaki Wardi
Batam,
Kepulauan Riau
19
Safar 1438 H / 19 November 2016